Juni 21, 2019

DIY Kereta Kertas "Thomas"

Hari ini rencananya mau buatin mainan Amru. Karena Amru suka banget sama kereta Thomas, jadi mainannya pun seputar kereta Thomas. Dan kebetulan kemarin nonton Art Attack nya Disney Junior tentang membuat mainan dari karton dan kertas yang dilipat. Waktu itu dicontohkan membuat kepala dan setengah badan anjing dikarton yang kemudian diwarnai dengan cat. Sedangkan setengah badan lainnya diganti dengan kertas yg dilipat-lipat. Wah boleh juga nih idenya, tinggal mengganti tokohnya dengan lokomotif kereta dan gerbongnya.


Perlengkapan pun dirumah sudah ada semua. Tinggal mengeksekusinya. Ada yang istimewa kali ini, karena semua yang mengerjakan adalah kak icha dan mba ays. Saya hanya membantu memotong karton nya dengan cutter.

Setelah karton tebal digambar dengan gambar lokomotif dan gerbongnya kemudian dipotong dengan menggunakan cutter. Setelah itu diwarnai dengan menggunakan cat aklirik, kk icha dan mba ays lebih suka menggunakan cat ini karena dalam pengaplikasiannya lebih cepat kering. Sambil menunggu kering, lipat kertas untuk badan keretanya. Dan siapkan stik kayu untuk pegangan saat bermain.


Dan tralaaaa… kereta "Thomas" pun jadi. Kombinasi warna yang cantik karya kak ica dan mba ays. Amru pun senang dibuatnya. Tuuuutuuutt… sambil berlarian membawa mainan barunya.


Depok, 21 Juni 2019
Ika Puspitaningtyas


Juni 06, 2019

Kuliner di Salatiga dan Nostalgia Wedang Ronde

Entah sudah berapa lama saya tidak merasakan kehangatan wedang Ronde. Dulu waktu masih dibangku SD di Jepara hampir setiap malam ada pedagang Wedang Ronde yang lewat depan rumah. Saya dan alm Bapak pun sering pesan dan menyantapnya di teras rumah. Kini, setelah sekian belas tahun saya kembali bernostalgia. Semangkuk mungil wedang Ronde dengan isian dan rasa yang tidak berubah. Hangatnya kuah jahe yang pas, ditambah dua butir ronde, kacang, kolang kaling, kombinasi yang pas untuk diseruput malam hari seperti ini. Sambil menikmati suasana malam hari di kota Salatiga. Hanya saja yang membedakan dengan belasan tahun lalu adalah kini saya menikmatinya berdua dengan suami. Mengobrol berdua saja di emperan toko dipinggir jalan. MasyaAllah nikmatnya..


Keluar dari Jalan Senjoyo ke arah kanan banyak berjajar pedagang wedang ronde. Dan setiap tempat pun ramai dengan pembeli. Semangkuk mungil wedang ronde yang "hanya" lima ribu rupiah, tidak hanya menghangatkan badan tapi juga menghangatkan jiwa melalui obrolan-obrolan hangat dengan pasangan ataupun teman.



Setelah puas dengan wedang ronde, kami pun kembali meluncur menyusuri jalan mulai dari depan Pasar Raya yang bersebrangan dengan Hotel Grand Wahid hingga pertigaan menuju Jalan Senjoyo.

Beberapa pedagang nasi goreng dan bakmi jowo berjejer di pinggir trotoar sepanjang jalan didepan Pasar Raya. Mata kami tertuju pada gerobak bakmi goreng jowo yang tidak begitu penuh. Tanpa menunggu lama kamipun langsung memesan bakmi goreng jowonya.

Bakmi goreng jowo yang terkenal dengan citarasa manis yang saya cari-cari selama ini. Mienya memakai mie gepeng, porsinya yang "cukup" mengenyangkan dengan tambahan sayur sawi hijau yang melimpah. Tak lupa taburan bawang goreng diatasnya membangkitkan selera makan.


Hhhmmmm… tak lama sepiring bakmi jowo pun ludes dan berpindah ke perut. Maafkan yaa perut kalau malam ini (dan mungkin beberapa malam kedepan) "sedikit" khilaf. Hihihiiii…


Senjoyo Agung Guest House Salatiga, 6 Juni 2019
Ika Puspitaningtyas


April 30, 2019

Tentang Aysha dan Kejuaraan Climbing YOSCC


~Senangnya bertemu dengan teman-teman dari banyak kota di Indonesia~

Jauh sebelum hari ini Ays sudah bersemangat untuk ikut kejuaraan climbing YOSCC. Sampai hari ini pun dia begitu semangat dan antusias.



Ays tergabung dalam kategori youth D yaitu usia 10 tahun. Dikelas ini ada Icha teman dari ECC juga. Kali ini adalah kali pertama Ays mengikuti kejuaraan. Namun semangatnya patut diacungi jempol. Ays begitu percaya diri menaklukkan point demi point panjat. Ays pun tak malu malu saat harus mengikuti karantina beberapa saat sebelum dimulainya kejuaraan.




Ya, dalam kejuaraannya yang pertama Ays tidak mengejar juara apalagi piala. Namun mencari kemenangan yang sejati, yaitu kemenangan untuk mengalahkan diri sendiri. Kemenangan untuk menaklukkan rasa minder, rasa malu, bahkan rasa tidak percaya dirinya. Diakhir kompetisipun Ays masih tetap tersenyum, dan bilang,  aku gak menang gakpapa mih, yang penting aku bahagia. MasyaAllah...



Bogor, 30 April 2019
Ika Puspitaningtyas

April 06, 2019

Untukmu Sahabatku


Ketika engkau akan memutuskan meninggalkan karirmu diluar
Luruskan kembali niatmu, karena niatmu itu yang akan menguatkanmu

Ketika engkau merasa jenuh dengan rute perjalanan dari sekolah ke rumah kemudian ke tempat les.
Lihatlah kini dia sudah mahir berenang dan lihai menaklukkan papan panjat

Ketika kaki dan tanganmu terasa gatal karena cairan pembersih kamar mandi dan sabun pencuci piring
Beli makanan diluar supaya libur mencuci piring itu boleh

Ketika engkau merasa bingung menu esok hari
Percayalah bahwa masakanmu adalah favorit mereka

Ketika rumahmu tidak pernah rapih
Ingatlah bahwa setiap ruangan adalah laboratorium mereka

Ketika engkau jenuh melipat baju ala konmari
Lihatlah kini lemari mereka lebih rapi

Ketika engkau merasa tidak punya keahlian
Ingatlah bahwa rok favoritnya adalah hasil karya jahitmu

Ketika punggungmu sering terasa sakit saat menggendong atau hanya sekedar mengangkat teko air
Percayalah kau lebih kuat dari yang kau kira.

Ketika engkau tiba-tiba rindu makan siang bersama teman kantor dan jajan sore dibelakang kantor
Hubungilah sahabatmu disana dan percaya mereka pun rindu kebersamaan kalian dahulu

Ketika engkau merasa waktu berputar begitu cepat
Ingatlah bahwa waktumu menjadi berkah karena tiada kau isi dengan kesia-siaan

Ketika engkau merasa tidak punya waktu untuk sendiri
Ingatlah bahwa masa ini hanya sebentar dan sebentar lagi engkau akan memiliki waktu untuk impianmu

Ketika anak-anak begitu menguji kesabaranmu
Ingatlah dzikir dan doa mu tak terhalang oleh Nya

Ketika engkau merasa begitu jenuh dengan segala rutinitas ini
Ingatlah betapa nikmatnya berkeluh kesah kepadaNya dalam keheningan malam

Ketika engkau merasa ilmu kuliahmu tak ada gunanya
Ingatlah kini engkau dapat belajar lebih banyak daripada saat kuliah dulu

Ketika engkau lelah mengganti sprei setiap hari karena ompol
Itulah saatnya menjahit kain sprei yang lama terdiam diatas meja jahit

Ketika engkau lelah mencuci baju sehari hingga tiga kali
Ingatlah tawa nya saat bermain hingga bajunya kotor dan basah karena keringatnya

Ketika engkau butuh me time
Ingatlah bahwa suami dan anak-anak mendukungmu untuk menimba ilmu diluar sebulan sekali

Ketika engkau butuh strees release terapi
Itu artinya mesin jahitmu menunggu ayunan kakimu

Ketika engkau butuh strees release terapi
Itu artinya jari jemari dan otakmu perlu menuangkannya dalam tulisanmu

Ketika engkau butuh strees release terapi
Itu saatnya engkau menggelar sajadahmu

Terimakasih suamiku yang hebat dan anak-anakku yang manis, karena kalian adalah kunci surgaku



Depok, dini hari menjelang subuh 6 April 2019
Dari sahabatmu yang sedang sakit punggung
Ika Puspitaningtyas


Maret 25, 2019

Workshop Online KAMI Tampil yang Bikin Ketagihan


Waktu itu ada roadshow dari masing-masing KAMI (Kelas Minat) di group United yang saya ikuti. Salah satunya adalah dari KAMI Tampil (Tangan Terampil). Sayapun langsung jatuh hati dan mantap untuk ikut kelas minat ini.

Benar saja, disini saya menemukan “AHA” dalam dunia saya. Teman-teman seminat yang selalu berbinar-binar. Galeri sharing haskar (hasta karya) yang bikin semakin semangat untuk terus berkarya. Ilmu seputar jahit menjahit dan craft pun bertebaran disini.

Ternyata dunia craft itu luas teman-teman. Selama ini saya hanya tau seputar jahit menjahit dan bebikinan aksesoris saja yang memang saya minati. Tapi jauh lebih dari itu ada decoupage, makrame, kimekomi, sulam, rajut, membuat bunga dari sabun, dari kertas dll. Kebayang kan betapa luas ilmu dalam dunia craft dan jahit menjahit ini.


Truuus yang paling bikin ketagihan itu adalah workshop online nya… beneran penasaran menunggu jadwal wso. Dan setelah bikin tugas wso pasti selalu ingin coba dan coba bikin lagi. Ini buktinya… heheee...




Dan kini, saat ada penawaran untuk menjadi Tim Kreatif KAMI Tampil saya pun tidak menyia nyiakan kesempatan. Dengan modal nekat dan kuat ingin belajar dan berbagi lebih dalam lagi dalam dunia jahit dan craft ini saya bergabung dengan mak-mak hebat nan kreatif disini. Bismillah..

Maret 20, 2019

Tantangan Bebenah Buku


Tantangan berikut nya dari Workshop Online “Bebenah Itu Mudah” adalah merapihkan buku-buku dan kertas.
Kebetulan tadi pagi suami habis menggeser rak buku dan meja tv, jadi saat yang tepat untuk sekalian merapihkan buku-buku dalam rak. Geser menggeser perabotan dirumah memang menjadi “hobi” kami. Rasanya kalau habis ganti “layout” seperti mendapatkan suasana, kenyamanan dan semangat baru. Semakin betah tinggal di rumah mungil kami ini.

Tantangan bebenah buku ini punya ceritanya sendiri. Saya yang suka menyimpan katalog-katalog dari katalog ikea sampai katalog tupperware harus merelakan untuk melepas dan menyisakan beberapa yang memang masih mendatangkan “joy” bagi saya. Banyak buku tulis yang berisi tulisan-tulisan serta coretan Annisa dan Aysha saat masih duduk dibangku TK yang sudah tidak berbentuk. Kertas-kertas ternyata kalau dikumpulkan banyak juga yaa. Kertas-kertas bekas menggambar Amru, kertas-kertas coretan Annisa dan Aysha menumpuk lecek karena asal saat menyimpan.


Saya agak “galau” saat merapihkan buku-buku sekolah Annisa dan Aysha. Buku-buku pelajarannya sejak TK dulu sampai SD kelas 3. Mereka masih suka melihat-lihat sambil tersenyum melihat perjalanan tulisan mereka. Dari yang menulis segede gedenya dan tidak berbentuk sampai bisa rapih seperti saat ini. Begitu juga dengan gambarnya. Gambar yang terlihat “aneh” sampai kini gambar yang penuh cerita. Akhirnya saya memutuskan untuk menyimpannya beberapa buah yang memang masih “layak” dari sisi bentuk dan isinya.

Setelah memilih dan memilah, buku-buku yang memang masih sering kami baca saya susun kembali di raknya. Saya susun berdasarkan kepemilikan. Buku-buku saya, suami serta buku agama dan Al Quran saya letakkan di rak bagian atas. Kemudian buku-buku Annisa dan Aysha saya letakkan dibagian tengah. Saya susun berdasarkan seri nya. Sedangkan buku dan mainan Amru saya letakkan dibagian paling bawah. Agar Amru dapat dengan mudah mengambilnya.

Saya melibatkan anak-anak dalam beberes buku ini. Karena sebagian besar dari buku-buku ini pun punya mereka. Mereka senang sekali bisa turut andil dari kegiatan beberes ini. Karena mereka menemukan buku-buku yang selama ini mereka cari. Dan sekarang menjadi mudah saat mencari buku yang ingin mereka baca.

Setelah selesai beberes, saya menyisakan dua kantong sedang. Satu kantong berisi rupa-rupa yang sudah rusak dan tidak dapat terpakai lagi. Sedangkan satu kantong lagi berupa kertas-kertas, katalog, brosur, notes yang akan saya bawa dalam penimbangan bank sampah komplek hari sabtu nanti.


Alhamdulillah, dengan tampilan rumah baru ditambah buku-buku yang tersusun rapi ditempatnya menjadikan rumah ini semakin nyaman dan “joy” untuk ditinggali. Baiti jannati, InsyaAllah.




Depok, 20 Maret 2019
Ika Puspitaningtyas


Maret 14, 2019

Tantangan Bebenah Pakaian


Tugas kedua dalam workshop online “Bebenah Itu Mudah” menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Saya yang pada dasarnya tidak begitu suka dengan “noto-noto” ditantang untuk merapihkan lemari pakaian. Tentulah bukan hal yang mudah bagi saya. Namun, ketika keteguhan hati dan melirik kembali tugas pertama yang berisi 10 hal mengapa saya harus bebenah, menggerakkan hati dan jiwa saya untuk segera bergegas.

Daaan, sungguh ketika sudah mulai aksi, semua yang terasa berat menjadi suatu proses yang dapat dinikmati. Apalagi saat secercah hasil yang mulai terlihat.


Saya menikmati setiap proses dalam bebenah bagian “clothes” ini. Saya keluarkan semua isi lemari pakaian. Saya pilih dan pilah mana-mana saja pakaian, jilbab, underwear, kaos kaki yang mendatangkan “Joy”. Dan saya fokus disitu. Saya cukup terbantu dengan pakaian yang tidak begitu banyak, sehingga tidak memakan waktu lama. Kemudian pakaian, jilbab, kaos kaki dan underwear yang masih saya pakai saya lipat dan susun “ala” konmari dan masukkan kedalam kotak kardus bekas uht mimi Amru, yang sebelumnya sudah saya bungkus dengan kertas kado. Sedangkan yang sudah tidak saya pakai namun masih layak pakai saya satukan kedalam kardus terpisah. Begitu pula yang sudah tidak layak pakai saya pisahkan untuk di recycle atau masuk ke tempat sampah. Khusus untuk gamis saya simpan gantung agar tetap rapih dan tidak mudah kusut.

Handuk, alat sholat, sarung bantal guling, sprei saya simpan dilemari terpisah. Agar mudah mencari dan mengambilnya. Begitu pula dengan serbet dan lap tangan.



Setelah selesai dengan pakaian saya tantangan selanjutnya adalah merapihkan pakaian anak-anak. Yang kuantitasnya jauh melebihi pakaian saya. Hehehe…

Ternyata tidak cukup hanya satu hari untuk merapihkan pakaian-pakaian ini. Saya membutuhkan waktu tiga hari hingga semua baju saya, suami, dan anak-anak tertata rapih dalam lemari.

Semoga seterusnya tetap bisa konsisten menerapkannya. Karena benar sekali, ketika lemari pakaian rapi dan terorganisir berpengaruh dengan “kesehatan” jiwa. Jadi mudah mencari pakaian yang akan dipakai, mudah memadu padankan, terbebas dari kaos kaki dan daleman jilbab yang “ketlingsut” dan pastinya tidak lagi membeli barang-barang padahal kita sudah memilikinya dirumah.




Depok, 12 Maret 2019
Ika Puspitaningtyas



Maret 10, 2019

Dibawah gemericik Curug Ngumpet, Taman Nasional Gunung Halimun Salak


Gemericik air ini mengalirkan ketentraman dalam keheningan...




Ada yang istimewa dari camping kali ini. Yess, karena kali ini saya tidak camping sendirian. Saya camping bersama keluarga Pak Anto dan Pak Tomo. Malam ini kami "pindah" rumah dulu dibawah Curug Ngumpet. Kebayang kan betapa serunya anak-anak semua. :)



Sore hari selepas bermain bulu tangkis didepan tenda, anak-anak langsung menuju Curug Ngumpet yang berjarak hanya beberapa langkah dari tenda kami. Byuuuuurrrr... Tanpa menunggu lama satu persatu anak-anak mulai menceburkan diri kedalam aliran air yang mengalir disela bebatuan besar. Tawa renyah mereka pun terdengar riang mengalahkan suara gemericik air curug.

Malamnya keriuhan anak-anak kembali meramaikan camping ground. Yaitu saat anak-anak belajar proses bagaimana api unggun bisa menyala. Dari persiapan menyusun kayu, menyalakannya sampai membakar jagung. Mereka paham ternyata menyalakan api unggun tidak semudah yang mereka bayangkan. Apalagi suasana semalam yang gerimis membuat api sulit menyala.







Alhamdulillah pagi ini mereka mudah dibangunkan untuk sholat subuh walaupun semalam tidur cukup larut malam. Mereka paling semangat walaupun diluar tenda udara subuh cukup dingin. Selepas sholat subuh mereka semangat trekking. Kali ini yang dituju adalah rumah hobit dan arena foto selfie. Dengan berjalan menaiki tangga setapak berlawanan arah dengan curug ngumpet. Pemandangan indah dari atas bukit memanjakan mata sekali.

Kembali dari rumah hobit... Byuuuuurrrr.... Mereka langsung nyebur kedalam kolam dibawah curug lagiii... Semakin seru kali ini. Karena para ayah pun ikut nyebur kedalam. Fffyuuuh... Padahal baju-baju semua sudah saya packing dan masukkan kedalam mobil. Gakpapa deh dipuas-puasin sebelum pulang. Hehehe...


Selepas dhuhur kami pun meluncur kembali ke Depok. Kembali pulang ke kehidupan nyata dengan setumpuk agenda yang menanti. Tapi pastinya dengan semangat yang baru dan energi baru.

Tak sabar rasanya menunggu next camping seru lagii... :) :)

Bagi teman-teman yang ingin melepas sejenak keriuhan ibu kota, camping disini dapat dipertimbangkan. Dengan biaya masuk lokasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak sebesar Rp 20.000/orang dan biaya dilokasi camping ground sebesar Rp 25.000/orang dewasa dan Rp 20.000 untuk mobil, teman-teman sudah dapat mendirikan tenda di camping ground. Ada beberapa curug dikawasan ini, yaitu curug batu ampar, curug cihurang dan curug ngumpet. Tinggal teman-teman pilih yang sesuai dengan keinginan. Happy holidaaay....


Curug Ngumpet, Taman Nasional Gunung Halimun Salak
10 Maret 2019
Ika Puspitaningtyas





Maret 01, 2019

Tutorial, Bros Bunga Rantai



Perlengkapan :
1. Pita renda/organdi sepanjang 50cm
2. Jarum jahit
3. Benang, senada dengan warna pita
4. Lem tembak
5. Manik-manik mutiara 2 ukuran, manik besar untuk ditengah, manik kecil untuk rantai
6. Kain flanel diameter 2-3 cm (2 buah), untuk menempel renda dan sebagai  penyemat peniti bros
7. Peniti bros
8. Gunting


Langkah - langkah :
1. Jahit jelujur pita renda hingga habis, kemudian serut dan ikat simpul ujung benang (gambar 2)
2. Hasil pita renda yang sudah dijahit jelujur dan diserut (gambar 3)
3. Tempel renda pada lingkaran kain flanel dengan lem tembak (gambar 4)
4. Balik, kemudian pasang rantai manik kecil dari sisi belakang (gambar 5)
5. Ikat simpul ujung akhir rantai. (Gambar 6)
6. Beri lem tembak kemudian rekatkan lingkaran kain flanel satunya. (Gambar 7 dan 8)
7. Pasang peniti bros dengan lem tembak. Lem peniti bros disisi tengah atas agar saat dipakai bros tidak menunduk. (Gambar 8)
8. Traalaaa.. Bros bunga rantai pun siap mempercantik penampilanmu (Gambar 9)



Tutorial ini disusun dan dipersembahkan sebagai materi workshop online KAMI Tampil level basic periode 2019.



Depok, 1 Maret 2019
Ika Puspitaningtyas


Februari 23, 2019

It's My Free Time




Seru-seruan disela-sela latihan climbing sore ini. Seru banget bisa duduk diatas dua matras yang diberdiriin. Kebayang kan tingganya seberapa. Tak lupa Amru nyeletuk, foto mih.. foto mih.. hahaha...

Untuk teman-teman yang ingin berlatih memanjat profesional atau sekedar ingin mencoba bisa datang ke showroom Eiger di jalan Margonda Depok. Biaya member awal Rp 200.000, biaya selanjutnya Rp 100.000/bulan. Dengan jadwal latihan 3x seminggu. Sedangkan biaya perkedatangan non-member sebesar Rp 20.000. Tak perlu kawatir bagi temen-teman yang masih pemula, karena ada pelatih profesional yang siap mendampingi saat latihan.

Berani coba???




Eiger Climbing Club Depok
22 Februari 2019
Ika Puspitaningtyas

Februari 20, 2019

Ketika Tantangan Sesungguhnya adalah Bagaimana Menaklukkan Diri Sendiri


Hari ini adalah hari kedua saya mengikuti challenge "beberes" yang disupport oleh @konmarilovers dan @bebenah.id. Iish ngapain sih beres-beres aja pakai ikutan challenge segala...
Eittss tunggu dulu, dengarkan dulu cerita dahsyatnya manfaat dari beres beres ini.

Sejujurnya saya termasuk yang tidak pinter dan tidak suka beres beres. Daaan sebaliknya suami saya paling suka kebersihan dan kerapihan. Beliau "apik" dalam hal "noto-noto".
Dari situ lah yang membuat saya merasa tertantang bagaimana mengalahkan rasa tidak suka saya terhadap beberes demi suami. Agar suami tidak lagi capek-capek bantuin nyapu dan cuci piring sepulang kantor. :)

Saya bersyukur sekali bisa berkenalan dengan mba @elsi_santi yang kemudian diajak bergabung dengan group HealtyLifewithKonmari.
Beliau memberikan tantangan "beberes" dalam satu minggu ini. Dari tantangan menyapu&menge-lap rumah, mencuci bersih alat makan&masak sebelum tidur, melipat baju setelah dijemur, dll.

Seperti sore hari ini, saat pulang dari jemput anak-anak teras rumah penuh dengan air dan tumpahan tanah dari pot bunga. Hujan yang cukup deras walau tidak lama sudah cukup membuat banyak genangan air disepanjang jalan dari Meruyung ke Tanah Baru. Tak luput teras rumah kami juga penuh dengan genangan air. Langsung saya ambil pel dan bersihkan teras agar tidak licin. Kawatir Amru terpeleset saat main. Kali ini saya membersihkan nya dengan hati. Tidak asal bersih seperti yang selama ini saya lakukan. Dan benar saja, hasilnya pun bersih sepenuh hati. :)

Lalu tantangan kedua adalah mencuci alat makan dan masak kemudian meletakkannya ketempatnya masing-masing. Bagi saya tempat cucian piring adalah satu satunya tempat yang paling horor dirumah. Bagaimana tidak, cucian piring, gelas dan teman-temannya tidak pernah sepi berkunjung kesana. Never ending story istilah kerennya. Dan saya paling malas cuci piring&alat masak setelah makan malam. Alhasil besok paginya saya harus meluangkan waktu 15-30menit untuk cuci-cuci dulu. Kebayang kan udah capek duluan sebelum masak untuk sarapan.
Tapi malam ini saya "memaksakan" diri untuk mencuci semua yang tertinggal di tempat cuci piring. Meniriskan dan menyusun kembali ketempatnya semula. Daan... Baru kali ini saya tidur dengan tempat cuci piring beserta rak peniris bersih dari isinya. :)
Dengan penuh rasa puas saya tersenyum memandangnya, yaay.. saya berhasil menaklukan diri sendiri.

Semoga esok hari dan selanjutnya senantiasa dalam keistiqomahan, bukan hanya saat tantangan satu minggu ini, demi ridho suami, ridho Allah swt. Aamiin..


Depok, 20 Februari 2019
Ika Puspitaningtyas