Maret 25, 2019

Workshop Online KAMI Tampil yang Bikin Ketagihan


Waktu itu ada roadshow dari masing-masing KAMI (Kelas Minat) di group United yang saya ikuti. Salah satunya adalah dari KAMI Tampil (Tangan Terampil). Sayapun langsung jatuh hati dan mantap untuk ikut kelas minat ini.

Benar saja, disini saya menemukan “AHA” dalam dunia saya. Teman-teman seminat yang selalu berbinar-binar. Galeri sharing haskar (hasta karya) yang bikin semakin semangat untuk terus berkarya. Ilmu seputar jahit menjahit dan craft pun bertebaran disini.

Ternyata dunia craft itu luas teman-teman. Selama ini saya hanya tau seputar jahit menjahit dan bebikinan aksesoris saja yang memang saya minati. Tapi jauh lebih dari itu ada decoupage, makrame, kimekomi, sulam, rajut, membuat bunga dari sabun, dari kertas dll. Kebayang kan betapa luas ilmu dalam dunia craft dan jahit menjahit ini.


Truuus yang paling bikin ketagihan itu adalah workshop online nya… beneran penasaran menunggu jadwal wso. Dan setelah bikin tugas wso pasti selalu ingin coba dan coba bikin lagi. Ini buktinya… heheee...




Dan kini, saat ada penawaran untuk menjadi Tim Kreatif KAMI Tampil saya pun tidak menyia nyiakan kesempatan. Dengan modal nekat dan kuat ingin belajar dan berbagi lebih dalam lagi dalam dunia jahit dan craft ini saya bergabung dengan mak-mak hebat nan kreatif disini. Bismillah..

Maret 20, 2019

Tantangan Bebenah Buku


Tantangan berikut nya dari Workshop Online “Bebenah Itu Mudah” adalah merapihkan buku-buku dan kertas.
Kebetulan tadi pagi suami habis menggeser rak buku dan meja tv, jadi saat yang tepat untuk sekalian merapihkan buku-buku dalam rak. Geser menggeser perabotan dirumah memang menjadi “hobi” kami. Rasanya kalau habis ganti “layout” seperti mendapatkan suasana, kenyamanan dan semangat baru. Semakin betah tinggal di rumah mungil kami ini.

Tantangan bebenah buku ini punya ceritanya sendiri. Saya yang suka menyimpan katalog-katalog dari katalog ikea sampai katalog tupperware harus merelakan untuk melepas dan menyisakan beberapa yang memang masih mendatangkan “joy” bagi saya. Banyak buku tulis yang berisi tulisan-tulisan serta coretan Annisa dan Aysha saat masih duduk dibangku TK yang sudah tidak berbentuk. Kertas-kertas ternyata kalau dikumpulkan banyak juga yaa. Kertas-kertas bekas menggambar Amru, kertas-kertas coretan Annisa dan Aysha menumpuk lecek karena asal saat menyimpan.


Saya agak “galau” saat merapihkan buku-buku sekolah Annisa dan Aysha. Buku-buku pelajarannya sejak TK dulu sampai SD kelas 3. Mereka masih suka melihat-lihat sambil tersenyum melihat perjalanan tulisan mereka. Dari yang menulis segede gedenya dan tidak berbentuk sampai bisa rapih seperti saat ini. Begitu juga dengan gambarnya. Gambar yang terlihat “aneh” sampai kini gambar yang penuh cerita. Akhirnya saya memutuskan untuk menyimpannya beberapa buah yang memang masih “layak” dari sisi bentuk dan isinya.

Setelah memilih dan memilah, buku-buku yang memang masih sering kami baca saya susun kembali di raknya. Saya susun berdasarkan kepemilikan. Buku-buku saya, suami serta buku agama dan Al Quran saya letakkan di rak bagian atas. Kemudian buku-buku Annisa dan Aysha saya letakkan dibagian tengah. Saya susun berdasarkan seri nya. Sedangkan buku dan mainan Amru saya letakkan dibagian paling bawah. Agar Amru dapat dengan mudah mengambilnya.

Saya melibatkan anak-anak dalam beberes buku ini. Karena sebagian besar dari buku-buku ini pun punya mereka. Mereka senang sekali bisa turut andil dari kegiatan beberes ini. Karena mereka menemukan buku-buku yang selama ini mereka cari. Dan sekarang menjadi mudah saat mencari buku yang ingin mereka baca.

Setelah selesai beberes, saya menyisakan dua kantong sedang. Satu kantong berisi rupa-rupa yang sudah rusak dan tidak dapat terpakai lagi. Sedangkan satu kantong lagi berupa kertas-kertas, katalog, brosur, notes yang akan saya bawa dalam penimbangan bank sampah komplek hari sabtu nanti.


Alhamdulillah, dengan tampilan rumah baru ditambah buku-buku yang tersusun rapi ditempatnya menjadikan rumah ini semakin nyaman dan “joy” untuk ditinggali. Baiti jannati, InsyaAllah.




Depok, 20 Maret 2019
Ika Puspitaningtyas


Maret 14, 2019

Tantangan Bebenah Pakaian


Tugas kedua dalam workshop online “Bebenah Itu Mudah” menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Saya yang pada dasarnya tidak begitu suka dengan “noto-noto” ditantang untuk merapihkan lemari pakaian. Tentulah bukan hal yang mudah bagi saya. Namun, ketika keteguhan hati dan melirik kembali tugas pertama yang berisi 10 hal mengapa saya harus bebenah, menggerakkan hati dan jiwa saya untuk segera bergegas.

Daaan, sungguh ketika sudah mulai aksi, semua yang terasa berat menjadi suatu proses yang dapat dinikmati. Apalagi saat secercah hasil yang mulai terlihat.


Saya menikmati setiap proses dalam bebenah bagian “clothes” ini. Saya keluarkan semua isi lemari pakaian. Saya pilih dan pilah mana-mana saja pakaian, jilbab, underwear, kaos kaki yang mendatangkan “Joy”. Dan saya fokus disitu. Saya cukup terbantu dengan pakaian yang tidak begitu banyak, sehingga tidak memakan waktu lama. Kemudian pakaian, jilbab, kaos kaki dan underwear yang masih saya pakai saya lipat dan susun “ala” konmari dan masukkan kedalam kotak kardus bekas uht mimi Amru, yang sebelumnya sudah saya bungkus dengan kertas kado. Sedangkan yang sudah tidak saya pakai namun masih layak pakai saya satukan kedalam kardus terpisah. Begitu pula yang sudah tidak layak pakai saya pisahkan untuk di recycle atau masuk ke tempat sampah. Khusus untuk gamis saya simpan gantung agar tetap rapih dan tidak mudah kusut.

Handuk, alat sholat, sarung bantal guling, sprei saya simpan dilemari terpisah. Agar mudah mencari dan mengambilnya. Begitu pula dengan serbet dan lap tangan.



Setelah selesai dengan pakaian saya tantangan selanjutnya adalah merapihkan pakaian anak-anak. Yang kuantitasnya jauh melebihi pakaian saya. Hehehe…

Ternyata tidak cukup hanya satu hari untuk merapihkan pakaian-pakaian ini. Saya membutuhkan waktu tiga hari hingga semua baju saya, suami, dan anak-anak tertata rapih dalam lemari.

Semoga seterusnya tetap bisa konsisten menerapkannya. Karena benar sekali, ketika lemari pakaian rapi dan terorganisir berpengaruh dengan “kesehatan” jiwa. Jadi mudah mencari pakaian yang akan dipakai, mudah memadu padankan, terbebas dari kaos kaki dan daleman jilbab yang “ketlingsut” dan pastinya tidak lagi membeli barang-barang padahal kita sudah memilikinya dirumah.




Depok, 12 Maret 2019
Ika Puspitaningtyas



Maret 10, 2019

Dibawah gemericik Curug Ngumpet, Taman Nasional Gunung Halimun Salak


Gemericik air ini mengalirkan ketentraman dalam keheningan...




Ada yang istimewa dari camping kali ini. Yess, karena kali ini saya tidak camping sendirian. Saya camping bersama keluarga Pak Anto dan Pak Tomo. Malam ini kami "pindah" rumah dulu dibawah Curug Ngumpet. Kebayang kan betapa serunya anak-anak semua. :)



Sore hari selepas bermain bulu tangkis didepan tenda, anak-anak langsung menuju Curug Ngumpet yang berjarak hanya beberapa langkah dari tenda kami. Byuuuuurrrr... Tanpa menunggu lama satu persatu anak-anak mulai menceburkan diri kedalam aliran air yang mengalir disela bebatuan besar. Tawa renyah mereka pun terdengar riang mengalahkan suara gemericik air curug.

Malamnya keriuhan anak-anak kembali meramaikan camping ground. Yaitu saat anak-anak belajar proses bagaimana api unggun bisa menyala. Dari persiapan menyusun kayu, menyalakannya sampai membakar jagung. Mereka paham ternyata menyalakan api unggun tidak semudah yang mereka bayangkan. Apalagi suasana semalam yang gerimis membuat api sulit menyala.







Alhamdulillah pagi ini mereka mudah dibangunkan untuk sholat subuh walaupun semalam tidur cukup larut malam. Mereka paling semangat walaupun diluar tenda udara subuh cukup dingin. Selepas sholat subuh mereka semangat trekking. Kali ini yang dituju adalah rumah hobit dan arena foto selfie. Dengan berjalan menaiki tangga setapak berlawanan arah dengan curug ngumpet. Pemandangan indah dari atas bukit memanjakan mata sekali.

Kembali dari rumah hobit... Byuuuuurrrr.... Mereka langsung nyebur kedalam kolam dibawah curug lagiii... Semakin seru kali ini. Karena para ayah pun ikut nyebur kedalam. Fffyuuuh... Padahal baju-baju semua sudah saya packing dan masukkan kedalam mobil. Gakpapa deh dipuas-puasin sebelum pulang. Hehehe...


Selepas dhuhur kami pun meluncur kembali ke Depok. Kembali pulang ke kehidupan nyata dengan setumpuk agenda yang menanti. Tapi pastinya dengan semangat yang baru dan energi baru.

Tak sabar rasanya menunggu next camping seru lagii... :) :)

Bagi teman-teman yang ingin melepas sejenak keriuhan ibu kota, camping disini dapat dipertimbangkan. Dengan biaya masuk lokasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak sebesar Rp 20.000/orang dan biaya dilokasi camping ground sebesar Rp 25.000/orang dewasa dan Rp 20.000 untuk mobil, teman-teman sudah dapat mendirikan tenda di camping ground. Ada beberapa curug dikawasan ini, yaitu curug batu ampar, curug cihurang dan curug ngumpet. Tinggal teman-teman pilih yang sesuai dengan keinginan. Happy holidaaay....


Curug Ngumpet, Taman Nasional Gunung Halimun Salak
10 Maret 2019
Ika Puspitaningtyas





Maret 01, 2019

Tutorial, Bros Bunga Rantai



Perlengkapan :
1. Pita renda/organdi sepanjang 50cm
2. Jarum jahit
3. Benang, senada dengan warna pita
4. Lem tembak
5. Manik-manik mutiara 2 ukuran, manik besar untuk ditengah, manik kecil untuk rantai
6. Kain flanel diameter 2-3 cm (2 buah), untuk menempel renda dan sebagai  penyemat peniti bros
7. Peniti bros
8. Gunting


Langkah - langkah :
1. Jahit jelujur pita renda hingga habis, kemudian serut dan ikat simpul ujung benang (gambar 2)
2. Hasil pita renda yang sudah dijahit jelujur dan diserut (gambar 3)
3. Tempel renda pada lingkaran kain flanel dengan lem tembak (gambar 4)
4. Balik, kemudian pasang rantai manik kecil dari sisi belakang (gambar 5)
5. Ikat simpul ujung akhir rantai. (Gambar 6)
6. Beri lem tembak kemudian rekatkan lingkaran kain flanel satunya. (Gambar 7 dan 8)
7. Pasang peniti bros dengan lem tembak. Lem peniti bros disisi tengah atas agar saat dipakai bros tidak menunduk. (Gambar 8)
8. Traalaaa.. Bros bunga rantai pun siap mempercantik penampilanmu (Gambar 9)



Tutorial ini disusun dan dipersembahkan sebagai materi workshop online KAMI Tampil level basic periode 2019.



Depok, 1 Maret 2019
Ika Puspitaningtyas