Awal liburan kami sudah susun jadwal harian selama satu minggu kedepan. Kebetulan suami juga libur panjang kali ini. Jadi kami dapat habiskan banyak waktu bersama.
Diantara jadwal harian liburan adalah climbing di Bogor, camping, nge-cat kamar depan, bikin rak bunga dan cetak abd Aysha. Walaupun akhirnya tidak semua agenda tersebut terpenuhi, namun banyak pembelajaran yang bisa dipetik oleh anak-anak. Bagaimana manusia hanya dapat merencanakan dan Allah-lah yang Maha Menentukan.
Kami berangkat pagi-pagi dan langsung menuju Mandalawangi. Walaupun sempat macet cukup panjang sejak keluar tol Ciawi, namun semua lelah dan jenuh terbayarkan oleh indahnya alam Mandalawangi.
Setelah bertemu dengan Kang Yadi selaku pengelola kawasan ini kami pun langsung mendirikan tenda. Dan traaalaaa.. camping cantik pun dimulai...
Tanpa komando anak-anak langsung berlari mengelilingi hamparan padang rumput. Walaupun becek namun tidak mengurungkan niat mereka. Daaan sudah dapat ditebak, celana dan sandal merekapun penuh dengan lumpur.
Mereka sudah paham dengan Umminya yang super steril. Sebelum Umminya bernyanyi lebih lanjut mereka langsung menuju ke sungai kecil dibelakang tenda. Mereka duduk dijembatan kecil sambil menjulurkan kakinya kebawah aliran air yang cukup deras. Seruuuu miih... Hahahaaa... Moment membersihkan sandal pun menjadi hal yang menyenangkan bagi mereka.
Setelah selesai bersih-bersih lanjut cooking time untuk makan malam. Nugget dan mie goreng menemani malam kami.
Menginjak malam dinginnya kaki Gunung Gede Pangrango mulai terasa hingga ke tulang. Langit gelap tanpa sinar bintang maupun bulan. Suara serangga hutan yang saling bersahutan menambah kekhusukan suasana malam. Jam 8 malam pun kami sudah siap-siap memakai selimut tebal.
Subhanallah.. pemandangan pagi ini sungguh indah. Langit bersih, kabut tipis dibalik puncak gunung, udara bersih nan sejuk memenuhi ruang paru-paru.
Kamipun tidak menyia-nyiakan suasana pagi ini. Jalan menyusuri padang rumput mencari asal suara dari air terjun. Berpapasan dengan petani-petani sayur menuju ke sawah. Walaupun akhirnya kami kembali lagi karena sudah tidak kuat jalan menanjak. Namun sungguh suasana pagi ini tidak akan terlupakan.
Matahari terasa hangat menginjak pukul 9 pagi. Kamipun berkemas dan bersiap kembali pulang.
Sungguh pengalaman yang luar biasa. Menikmati pemandangan indah lukisan Sang Maha Kuasa.
Mandalawangi, 27 Desember 2018
Ika Puspitaningtyas
0 komentar:
Posting Komentar