September 25, 2018

Bandung, I'm in love (again and again)


Cinta saya pada kota ini tidak berubah sedikitpun dari 11 tahun yang lalu saat saya meninggalkan kota ini. Jatuh cinta setiap kali kaki ini menapak kembali ke kota ini. Cinta yang tidak terlukiskan dengan kata. Cinta yang membawa saya selalu rindu dengan kenangannya.

Seperti malam tadi saat kami kembali kekota ini. Saya tersenyum melirik suami yang sedang menyetir, "Saya yakin doa kita sama setiap masuk ke kota kembang ini, doa agar diperkenankanNya untuk merajut masa depan disini. Aamiin..."

Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan saat suami mengajak kami mengikuti meeting di Bandung. Tanpa berfikir panjang saya langsung mengiyakan tawarannya. Hehe...

Pagi ini setelah selesai sarapan kami langsung bersiap-siap menjelajahi kota Bandung. Berempat saja tentunya. Suami sudah bersiap-siap dengan meeting nya. Oiya menu sarapan di hotel ini cukup beragam dan enak-enak semua. Hotel yang beralamat di Jl. Ir. H.Djuanda No.18 cukup strategis ditengah kota Dago.

Tujuan pertama kami ke Museum Geologi Bandung yang berada di Jl. Diponegoro No.57, dekat dengan kantor Telkom pusat.

Museum Geologi hari ini penuh dengan kunjungan anak-anak dari berbagai sekolah. Riuh rendah suara anak-anak memenuhi ruangan.

Annisa dan Aysha takjub melihat kerangka gajah blora setinggi 4m. Saat mereka berdiri disampingnya mereka hanya setinggi lutut gajah blora tersebut.

Masuk ke ruangan asal mula kehidupan. Terdapat kerangka tyrannosaurus setinggi 6m dengan berat 8ton. Mereka berdua ternganga menyadari bahwa tingginya hanya semata kaki tyrex tersebut. MasyaAllah.

Setelah puas berkeliling museum, kami meninggalkan museum dan melanjutkan ke tujuan berikutnya yaitu Bakso Enggal di Jl. Burangrang No.12. Setiap ke Bandung kami selalu berkunjung ke Bakso Enggal ini. Rasanya tidak berubah sejak saya mengenal pertama kali saat kuliah.


Sebelum kembali ke hotel kami membungkus juga es krim duren dan kue cubit yang dijajakan didepan Bakso Enggal. Hehehe...

Lepas maghrib kami lanjut lagi perjalanan kuliner ke arah geger kalong. Yaps, kami penasaran dengan tempat makan all you can eat Sha-waregna.

Dengan "hanya" Rp 39.000 untuk dewasa dan Rp 25.000 untuk anak-anak sudah dapat makan sepuasnya ditempat makan ini.

Menu yang disajikan tergolong menu berat semua. Nasi putih, nasi goreng, bakso malang, siomay komplit, bubur ayam, mie kocok, mie ayam, cuankie, pecel, gorengan dan aneka buah potong. Dijamin benar-benar kenyang saat meninggalkan tempat makan ini. Soal rasa jangan kawatir, cukup bersahabat dengan lidah.

Tempat makan yang cukup rekomended dikunjungi saat ingin makan sepuasnya dengan harga yang terjangkau.



Akhirnya kami tutup malam ini dengan langsung kembali ke hotel. Walaupun sebenarnya mata ini masih ingin menjelajahi kota bandung dimalam hari. Tapi saat melihat anak-anak sudah tidur semua dimobil sayapun mengurungkannya. Dan ikut memejamkan mata untuk bersiap memulai kembali petualangan esok hari.


Bandung, 25 September 2018
Ika Puspitaningtyas
www.darijendelarumahku.blogspot.com

September 01, 2018

Tangkap Ikan dan bermain peran menjadi dokter hewan

Hari ini kakak ica dan ays berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya, karena akan outing ke Museum Anatomi FK Universitas Atmajaya di Pluit. Dan kebetulan hari ini gilirannya Abi yang mengantar outing, jadi pagi-pagi sudah berangkat semua.

Syukurnya semua perlengkapan outing sudah mereka siapkan sejak semalam. Termasuk menu sarapan dan makan siang juga sudah saya masak semalam. Jadi pagi ini saya tinggal membungkus nasi dan membakarnya, jadi deh nasi bakar isi daging ungkep untuk bekal makan siang. Yummmy....

Amru masih nyenyak tidur. Saya pun melanjutkan rutinitas pagi dengan tenang. Pas semua selesai, amru bangun. Hehehe...

Tenang, semua pekerjaan domestik sudah beres, it's time to play ....

"Bermainnya" Amru hari ini mulai lebih pagi dari biasanya. Karena bangun tidur dia langsung mengajak, "main kuda yuk mi.."

Dia susun aneka binatang berjejer. Saya iringi dengan prolog... Pak Dokter Amru, semua binatang dikebun binatang sedang sakit. Ada Kuda yang sakit pilek. Beruang madu sakit pusing, jerapah sakit kakinya.

"Ooyayaa.. dipeyiksa dulu." Kata Amru sambil mengambil binatangnya satu persatu kemudian bergaya sedang nyuntik pasiennya. Hahaha...
Setelah disuntik, satu per satu mainan dia pindahkan ke tempat yang lain. 

"Sudah celece. Sudah cembuh.."

Bermain peran ini terinspirasi saat ke Scientia melihat anjing pasca operasi yang akan periksa oleh dokter hewan. Entah kenapa begitu membekas dihati Amru. Sering dia bertanya tentang anjing itu. Sepertinya perasaan empatinya kepada makhluk mulai bertumbuh.

Lanjut ke permainan berikutnya. Tangkap ikan, permainan favorit amru yang gak bosen-bosen dimainkannya.

Kali ini ember dan perlengkapannya saya angkut semua ke carport. Kebetulan mobil sedang tidak ada jadi bisa main sepuasnya di depan.

Seru sekali melihat amru memindahkan ikan-ikan nya satu persatu dari ember satu ke ember lainnya. Saking semangatnya memindahkan air-air semua bajunya basah kuyup.

Hahahhaaa...


Depok, 30 Agustus 2018
Ika Puspitaningtyas
www.darijendelarumahku.blogspot.com