Saya dan suami yang pertama sampai dilokasi workshop. Hihihiii
… kepagian kami… tapi tidak apalah kebetulan jalanan lancar jadi Depok menuju Jalan
Bangka hanya perlu waktu kurang dari 45 menit. Ternyata ada untungnya juga kami
sudah dilokasi acara 45menit sebelum acara dimulai. Selain lebih rileks dan
bisa mengosongkan gelas agar siap dituang ilmu baru, kami belajar banyak dari
tempat ini.
Tidak ada yang istimewa dari tempat ini. Hanya salah satu
ruko dari deretan ruko tiga lantai biasa. Diluar ekspektasi yang saya bayangkan
dari rumah tentang lokasi workshop ini. Tapi penilaian saya langsung berubah
saat saya mulai masuk kedalamnya. Diruang tunggu ada sofa hijau empuk dengan dua
buah meja putih persegi yang dijejer, khas perabot IKEA. Didepannya ada sebuah
kamar dengan rak putih yang berisi mainan yang tertata rapi. Ada papan berkaki
untuk melukis dengan kertas gulung yang penuh coretan anak. Mainan dalam wadah
tergantung didinding. Dan karpet karet untuk alas bermain anak. Saya berdecak
kagum karena semuanya dalam keadaan tersusun rapi.
Terdapat jendela kaca lebar yang terhubung dengan kamar sebelahnya.
Ternyata ruangan tersebut dan ruangan sebelahnya adalah ruang konsultasi
psikologi dari Rainbow Castle ini. Dimana
ruangan yang berisi mainan untuk mengobservasi psikologi anak. Sedangkan ruangan
sebelahnya adalah tempat orang tua berkonsultasi dengan psikolognya. Jadi kita dapat
memonitor sang anak saat sedang diobservasi psikologisnya.
Naik kelantai dua. Tempat workshop “Bukan Bermain Biasa”. Anak tangga dari kayu, lantai yang tertutup
dengan karpet bermotif dan bertekstur kayu langsung membuat saya jatuh cinta. Hangat,
bersih dan “bukan tempat biasa”. Ada tiga
bagian dinding dengan tiga cerita. Dinding paling dekat dengan jendela
tergambar jelas seekor kelinci yang sedang menulis. Dengan tulisan besar “Rabbit Hole”. Dibawah tulisan tersebut
ada 3 rak buku gantung sederhana. Yang menggelitik ide kreatif suami untuk membuatnya
dirumah dan menempelkannya didinding kosong rumah kami. Dinding kedua berjajar
pigura kecil dengan lukisan didalamnya yang melingkar searah jarum jam. Ternyata
ini adalah “jam dinding” yang
sebenarnya. Dinding terakhir dibagian belakang di cat hitam dan penuh dengan
coretan kapur berwarna warni, khas coretan tangan anak. Tergantung juga tiga
buah keranjang kain untuk wadah peralatan mencoretnya.
Ternyata ruangan dilantai dua ini adalah perpustakaan anak “Rabbit Hole”. Yaa.. perpustakaan yang
selalu menjadi idaman dan impian –semoga bisa menjadi kenyataan- dalam keluarga
kami. Nyaman, koleksi buku yang bermakna, dan menjadi tempat yang selalu kami
rindukan.
Banyak inspirasi dari tempat workshop ini yang bisa kami bawa
pulang dan siap dikreasikan dirumah mungil kami.
Workshop dimulai pukul 9.10 wib. Dengan peserta kurang lebih
20 pasang suami istri. Kenapa harus pasangan ayah dan ibu yang ikut? Yaa pasti
karena anak membutuhkan “bermain”
dengan keduanya, bukan salah satunya saja.
Workshop ini adalah workshop perdana yang memperkenalkan tema
“Bukan Bermain Biasa”. Akan ada
lanjutan workshop berikutnya yang akan memperdalam masing – masing elemen nya.
Bermain adalah bahasa anak. Dalam dunia bermain anak bisa
mengekpresikan perasaannya juga mengasah kecerdasannya. Dengan bermain pula
orang tua dapat meningkatkan bounding dengan anaknya.
Lalu bagaimana orang tua dengan waktu yang sempit tetap dapat
bermain yang berkualitas dengan anak?
Orang tua yang cenderung kurang memperhatikan anaknya akan membawa pengaruh pada anak itu sendiri. Anak akan cenderung tertutup, tidak
percaya diri, menarik diri dari pergaulannya dan memandang dunia ini menakutkan
baginya. Lain halnya dengan orang tua yang dekat dengan anak, anak akan merasa
nyaman, terlindungi dan memandang dunia ini menyenangkan.
Salah satu dari upaya untuk meningkatkan bounding antara orang tua dengan anaknya adalah dengan bermain
bersama. Bermain yang berkualitas yaitu orang tua benar – benar hadir jiwa raga
nya dihadapan anak. Tidak perlu mainan yang mahal atau berteknologi tinggi,
hanya dibutuhkan “sedikit” kreatifitas dan focus terhadap reaksi anak saat
bermain.
Terdapat empat elemen penting dalam membangun kualitas
hubungan yang sehat antara orang tua dan anak, yaitu : Engagement, Challenge,
Structure dan Nurture. Dari keempat elemen tersebut dapat dituangkan dalam
permainan sederhana yang bisa diterapkan untuk semua usia anak (dengan pasangan
kita pun bisa J). Tidak ada batasan waktu dari setiap permainan untuk menilai
keberhasilannya. Yang dibutuhkan adalah konsistensi untuk melakukannya setiap
hari.
Elemen yang pertama adalah Nurture yang akan mengubah dunia menjadi nyaman dengan memperkuat
bounding antara orang tua dengan anak. Salah satu contoh permainannya adalah
dengan mengoleskan lotion/minyak kayu putih di tangan/bagian tubuh anak. Dibagian
luka atau bekas gigitan nyamuk. Sambil mengoleskannya dengan lembut dan sedikit
tekanan, kita bisa meminta anak untuk menilai. Apakah nyaman dengan pijitan
lembut ibu? Cukupkah tekanan pada pijitannya? Kita bisa lakukan sambil
bernyanyi, bercerita, menghitung jumlah gigitan nyamuk dan bahkan sambil
bermain slippery slip (berpura pura
jatuh kepleset). Anak akan merasa diperhatikan dan nyaman dari sentuhan tersebut.
Namun ada juga anak yang malah cuek dan tidak bereaksi ketika disentuh. Ini adalah
pertanda ada “masalah” yang perlu dicari tau penyebab dan diperbaiki hubungan
antara orang tua dan anak.
Yang kedua adalah Engagement. Dengan cara mengoleskan sedikit
lotion dibagian tubuh (misalnya hidung) dan menempelkan kapas bulat di lotion
tersebut (lotion berfungsi sebagai lem/perekat). Minta anak untuk meniup kapas
tersebut sampai terlepas dari hidung.
Structure, berurut dan berpola akan mengajarkan anak untuk mengikuti
arahan. Contoh permainannya adalah dengan menggunakan bubble. Tiup bubble dan
tangkap. Kemudian suruh anak untuk memecahkan bubble tersebut dengan salah satu
bagian tubuhnya (misalnya dengan telunjuknya). Dengan maksud tersebut anak bisa
mengikuti arahan dari orang tua.
Yang terakhir adalah challenge. Sediakan selembar kertas koran,
pegang erat dikedua sisinya. Minta anak untuk meninju koran tersebut dengan
kuat sampai robek. Lakukan sampai kertas terkecil. Kemudian remas koran hingga
berbentuk bulatan – bulatan bola. Lanjutkan ke permainan lempar bola kedalam
keranjang dengan tangan kita berfungsi sebagai ring. Anak akan merasa
tertantang dengan permainan ini dan kita bisa masukkan nilai “Kamu mampu untuk
tumbuh dan membuat pengaruh positif terhadap dunia”.
Dalam semua permainan ini yang bertindak sebagai sutradara
adalah orang tua. Karena disini bertujuan agar anak dapat menilai dunia dengan
nyaman dan aman karena ada orang tua sebagai tempat yang mereka percayai.
Sebagai orang tua kita harus merespon dari reaksi anak dalam
setiap permaianan ini. Karena pada dasarnya masing – masing anak adalah unik
dan berbeda penanganannya. Ada sebagian anak yang justru malah “terlalu” nyaman
dengan pijitan lembut dalam elemen nurture yang membuatnya menjadi manja
berlebihan, berarti kita harus peka dan temukan elemen lain yang perlu diasah
lebih jauh.
Banyak ide-ide baru permainan sederhana dan kreatif yang
dapat dikembangkan dari empat elemen ini. Ayo kita perkuat lagi bounding dengan
anak-anak kita dengan bermain yang bukan bermain biasa lagi.
Depok, 12 Oktober 2015
Oleh-oleh dari Workshop "Bukan Bermain Biasa" yang diselenggarakan oleh Rainbow Castle (www.rainbowcastle-id.com)